Rabu, 04 Februari 2009

Lawan Ombak, Kirim Mitan ke Kangean

SUMENEP - Cuaca buruk dan ombak besar tak menghalangi pasokan minyak tanah (mitan) ke Pulau Kangean. Kemarin puluhan drum minyak tanah sudah berada di Pelabuhan Kalianget untuk dikirim ke Kangean.Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini, minyak tanah yang bakal dikirim ke Kangean kali ini sebanyak 40 ribu liter. Pengiriman untuk wilayah kepulauan biasanya dilakukan dalam dua kali seminggu. Tetapi, untuk beberapa terakhir ini pengiriman terkadang sampai dua puluh hari. Alasannya kondisi cuaca di perairan Kangean tidak memungkinkan untuk mengangkut drum-drum minyak tanah tersebut.Menurut salah seorang petugas pengiriman mitan ke Kangean, Rahmad Riyadi, pengiriman ke daerah kepulauan tak pernah absen. Alasannya, sejauh ini kebutuhan akan minyak tanah di kepulauan terus meningkat. Sehingga, dalam dua mingu sekali atau dalam dua puluh sekali pengiriman minyak tanah ke daerah Kepulauan Kangean terus dilaksanakan. Untuk saat ini, akunya sebanyak lima tangki dialokasikan ke daerah kepulauan. Ditambahkan, pihaknya tak menampik bahwa dalam beberapa minggu terakhir ini kondisi cuaca di perairan Kangean buruk. Tetapi, kondisi cuaca tersebut tak menjadi kendala untuk terus melakukan pengiriman ke daerah kepulauan.Sementara itu, krisis pangan bagi masyarakat Kepulauan Masalembu semakin menjadi-jadi. Akibat ombak yang mengganas lagi di Februari, pasokan sembako seret. Sebab, dengan gelombang dan ombak yang tinggi tidak ada kapal yang berani berlayar ke Masalembu. Sebelumnya, sekitar 23 ribu penduduk Masalembu sudah terisolasi juga akibat cuaca buruk di laut. Dengan tidak adanya transportasi laut dari maupun ke Pulau/Kecamatan Masalembu, pasokan sembako terhenti. Itu karena ombak Laut Jawa mencapai ketinggian 5 meter. Warga di empat desa di Masalembu kini terancam kelaparan, karena terjadi krisis pangan. Selama dua pekan ini, kondisi perekonomian di pulau itu memprihatinkan. Tokoh masyarakat Pulau Masalembu, Maktuf Syarif, mengatakan, stok sembako sudah habis. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, warga di empat desa (Masalima, Karamian, Sukajeruk, dan Masakambing) mulai makan gaplek yang dicampur sisa nasi kering."Krisis pangan ini terjadi sejak bulan lalu ketika tak ada lagi kapal yang berlayar ke Masalembu. Masyarakat terancam kelaparan, jika tidak segera dibantu," kata Maktuf.Dia mendesak pemerintah menangani serius masalah itu. Pemkab Sumenep sebisa mungkin mendistribusikan sembako ke Pulau/Kecamatan Masalembu yang berjarak 112 mil dari Pelabuhan Kalianget tersebut.Informasi krisis pangan itu juga dibenarkan anggota DPRD Sumenep asal Masalembu, Tuan Muhammad Yusuf. Dia mengatakan, masyarakat di sana benar-benar menderita. Kondisi cuaca yang buruk merusak perekonomian warga. "Tak ada perahu nelayan yang melaut. Penghasilan tetap warga berkurang. Diperparah lagi, stok sembako sudah menipis," katanya. Dia khawatir, kasus krisis pangan yang terjadi sekitar tiga tahun lalu kembali. Dia kembali minta pemkab untuk membahas krisis pangan yang terjadi di pulau tersebut. Sementara Kepala Administrator Pelabuhan Kalianget Abd. Rachim mengatakan, hingga saat ini perairan Pulau Masalembu tidak aman untuk pelayaran. Ketinggian ombak masih berkisar 4 sampai 5 meter. "Dalam waktu yang tidak ditentukan, pelayaran ke Masalembu ditutup," tegasnya kepada wartawan di kantornya kemarin.Bahkan, pelayaran ke sejumlah pulau lainnya, termasuk ke Pulau Kangean yang dilayani KMP Dharma Bahari Sumekar (DBS) I kemarin malam juga gagal berangkat. Sebab, ombak kembali mengganas. "Pelayaran ke Kangean sejak kemarin (2/2, Red) dan hari ini (kemarin, Red) berisiko. Kami memperbolehkan pelayaran ke kepulauan jika memang kondisi cuaca memungkinkan," tandasnya.Sedangkan DBS I dari Kalianget ke Kangean dibolehkan berlayar, Namun, jika di tengah perjalanan kondisi cuaca buruk, Rachim menyarankan kembali lagi ke Kalianget. "Kita harapkan operator kapal mengutamakan keselamatan penumpang," ingatnya. (tur/zr/mat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar